Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat pertumbuhan ekonomi year on year (y-on-y) triwulan II tahun 2024 di DKI Jakarta tumbuh sebesar 4,90 persen. Begitu pula dengan triwulan sebelumnya atau quarter to quarter (q-to-q) tumbuh sebesar 1,38 persen.
Kepala BPS DKI Jakarta, Nurul Hasanudin mengakui, laju pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta masih di bawah angka nasional y-on-y triwulan II tahun 2024 sebesar 5,05 persen. Meskipun demikian, Jakarta tetap menjadi kontributor perekonomian terbesar dengan share sebesar 16,67 persen.
"PDRB menurut lapangan usaha, jasa keuangan dan asuransi mencatat kinerja tertinggi, tumbuh sebesar 10,99 persen. Lalu penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 7,57 persen serta ketiga pertanian, kehutan dan perikanan sebesar 6,98 persen," katanya, Selasa (6/8).
Menurut Nurul, perekonomian Jakarta berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku triwulan II tahun 2024 mencapai Rp915,88 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp535,37 triliun.
Ekonomi Jakarta triwulan II tahun 2024 dibandingkan triwulan I pada sisi produksi, lapangan usaha jasa keuangan mengalami pertumbuhan tertinggi dengan mencatatkan capaian sebesar 4,75 persen (q-to-q).
Sementara dari sisi pengeluaran, komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga (PKRT) mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 3,71 persen (q-to-q) .
Sedangkan struktur PDRB Jakarta menurut lapangan usaha atas dasar harga berlaku triwulan II 2024 didominasi perdagangan besar dan eceran dan reparasi mobil, dan sebesar 17,95 persen. Lalu struktur PDRB Jakarta atas dasar berlaku triwulan II 2024 menurut pengeluaran, tidak menunjukkan perubahan berarti.
Tercatat, perekonomian Jakarta masih didominasi komponen ekspor barang dan jasa mencatatkan capaian 67,71 persen. Kedua terbesarz komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga (PKRT) sebesar 63,19 persen.
Nurul menjelaskan, pertumbuhan ekonomi ini tidak lepas dari adanya momentum hari besar keagamaan dan libur sekolah yang terjadi mulai Mei sampai Juni 2024. Laju pertumbuhan ekonomi ini diprediksi akan meningkat seiring dengan potensi ekonomi dari kegiatan Pemilihan Kepala Daerah yang akan dilaksanakan pada November 2024 mendatang.
"Indikator daya beli tertekan tidak ada, daya beli masyarakat baik-baik saja. Meskipun kondisinya cenderung melandai, ekonomi Jakarta tetap tumbuh," tandasnya.
(Sumber : beritajakarta.id)